MACAM-MACAM LENSA DSLR

Dalam fotografi lensa berfungsi memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam kamera sehingga mampu membakar medium penangkapan ( film ). sebenarnya apapun jenis lensa yang kita miliki masih dapat menghasilkan foto yang baik selama kita dapat menggunakannya semaksimal mungkin . ada begitu banyak pilihan lensa yang harus dimiliki fotografer , setiap lensa mempunyai fungsi yang berbededa-beda . dibawah ini adalah beberapa jenis lensa yang telah beredar di dunia . 

Berdasarkan Focal length-nya lensa kamera terbagi atas:

    1. Lensa tradisional/ Lensa primer, lensa normal atau lensa primer misalnya lensa 50mm sering disebut dengan lensa FIX , digunakan untuk untuk benda-benda berukuran sedang dalam keadaan cahaya yang pas-pasan. disebut lensa normal jika memiliki panjang fokal (focal length) yang setara dengan diagonal gambar yang diproyeksikan kedalam kamera. pada format 35mm dimensi yang diproyeksikan kedalam kamera adalah 24x36mm, sehingga diagonal gambar tersebut adalah 43,27mm atau setara dengan 50mm. keunggulan lensa ini adalah:   Prime lens                                                                                             
 a. memiliki bukaan diafragma maksimum yang lebih besar daripada lensa jenis lain.
b. karena bukaaan diafragma yang maksimum, kamera dapat merekam lebih banyak cahaya dan menghasilkan warna yang lebih kaya.
c. ruang tajam (Depth of Field / DOF) yang pendek, sehingga dapat menghasilkan latar belakang yang blur.biasanya lensa fix memiliki jarak fokus antara 40mm-55mm . 

2.Lensa sudut lebar/wide angle lens, lensa yang memiliki sudut lebar dengan jarak focus kurang dr 40mm ini sangat digandrungi oleh para fotografer landscape ,misalnya lensa 16-35mm.digunakan untuk memotret ruang sempit atau obyek secara utuh ketika dekat dengan pemotret dengan distorsi yang tinggi. Hati-hati saat menggunakan lensa sudut lebar untuk memotret wajah dalam jarak dekat, distorsi yang dibuat oleh lensa akan membuat wajah model bentuknya tidak wajar. Efek dapat efektif dan berguna dalam beberapa situasi dimana tetapi teknik yang harus digunakan dengan hati-hati.

Wide angle lens 


3. Lensa zoom , lensa zoom adalah penggabungan antara lensa standar,wide,dan tele . lensa zoom memiliki ukuran lensa fleksibel karena memiliki range lensa cukup lebar  dan juga dape memutar focal length dengan mudah misalnya 2x zoom, 3x zoom hingga 12xzoom.didesain untuk memiliki beberapa sudut pandang yang berbeda misalnya 2x(28-70m), 3x(70-200mm), 10x(35-350mm) hingga 12x zoom. Ada beberapa lensa zoom merupakan lensa telephoto (220-440mm), wide-angle (10-20mm) dan kategaori terakhir adalah wide-angle hingga telephoto seperti lensa 28-200m dan 35-3500mm, yang sering dianggap sebagai lensa normal untuk berbagai kondisi yang menggantikan lensa primer.mengingat kualitas lensa zoom, banyak fotografer yang lebih memilih 2x zoom dan 3x zoom.

 
Zoom lens
                                  
 4. Lensa makro / macro lens, misalnya lensa 50mm macro. lensa makro atau makro adalah lensa kamera yang mempunyai jarak focus yang dekat dengan obyek, digunakan untuk memotret obyek-obyek yang kecil. saat ini banyak lensa makro modern punya fokus yang tak terbatas seperti lensa makro yang cocok fotografi potret, jadi tidak hanya digunakan untuk jenis fotografi makro saja. 
Macro lens                                                                                                                                                           5.Lensa telephoto, lensa yang umunya dipakai paparazzi atau wartawan olahraga karena kemampuannya “menangkap” gambar yang relatif jauh dengan tanpa distorsi.misalnya: lensa telephoto normal (85mm, 100mm, 135mm), lensa zoom telephoto (28-300mm, 55-200mm, 70-200mm, 70-300mm, 90-300mm, 100-300mm), lensa super telephoto (300mm, 400mm, 600mm).


Telephoto lens 


 6. Lensa mata ikan/fish-eye, misalnya lensa 8mm FE, 10mm FE, 15mm FE, 16mm FE. lensa kamera wide-angle yang mempunyai sudut pandang ekstrem hingga lebih dari 100 derajat, bahkan melebihi sudut 180 derajat dan mempunyai distorsi yang tinggi sehingga fokus gambar tidak diperlukan lagi. umumnya digunakan untuk melihat muka langit atau bumi yang luas.
                        
 Fish eye lens



                                                                                                                              7. 7.Lensa dongak-geser / Tilt-shift lenses, yang lazim di fotografi arsitektur digunakan untuk menghindari distorsi sudut lensa lebar yang tercipta akibat fokus diseluruh bangunan. lensa dongak-geser mempunyai fitur yang lebih baik daripada hanya memperbaiki distorsi, mereka juga memberikan fotografer total kontrol atas fokus dan kedalaman lapangan (depth of field/DOF). Lensa ini juga dapat membuat foto terlihat agak janggal dimana bidang kedalaman terlihat “tidak wajar” dan seluruh adegan seperti foto tampak seperrti sebuah miniatur.

Tilt shift lens 



sumber : - kiki photography. tips praktis bisnis fotografi,grasindo
- http://anything4youu.blogspot.com/2012/03/macam-macam-lensa-dslr.html

 

Memahami Arti dan Istilah Penamaan Lensa DSLR Nikon







lensa nikon
sebelumnya kita membahas tentang kode nama di lensa canon , sekarang giliran lensa nikon nih  . . monggo


Aturan penamaan lensa Nikon kadang cukup membingungkan, karena mereka menggunakan huruf dan singkatan untuk mengenali komponen-komponen lensa. Dalam artikel ini kita akan mengenal singkatan-singkatan yang dipakai dalam lensa Nikon, sehingga akan mudah bagi anda mengerti spesifikasi lensa hanya dengan melihat namanya, cukup berguna terutama saat kita akan membeli sebuah lensa.

AF

Singkatan dari Auto Focus, artinya lensa bisa fokus secara otomatis melalui kamera.


AF-D – Auto Focus with Distance Information

 

Artinya same seperti AF dengan tambahan bahwa lensa mampu mengirim informasi jarak antara obyek foto dan lensa ke kamera yang oleh kamera akan dipakai untuk menentukan metering

SWM – Silent Wave Motor

Lensa dengan nama ini memiliki kemampuan mengganti fokus dari auto focus ke manual focus secara cepat hanya dengan memutar focusing ring, tanpa harus mengganti mode focusing seperti hanlanya di lensa AF-D

AF-S – Auto Focus Dengan Silent Wave Motor

Lensa AF-S memiliki motor didalamnya sehingga bisa bekerja dengan semua jenis kamera DSLR Nikon yang tidak memiliki motor sendiri; kamera ini antara lain: D40/D40X, D60, D5000.

IF – Internal Focusing

Lensa mampu mencari fokus secara cepat hanya dengan menggerakkan elemen-elemen internal tanpa harus menggerakkan barel lensa (tanpa harus menggerakkan dan atau memanjangkan bagian depan lensa). Lensa dengan fitur IF mampu mencari fokus lebih cepat dibandingkan lensa non IF, lensa ini antara lain: Nikon 18-200mm f/3.5-5.6 VR II dan Nikon 70-200mm f/2.8 VR II.

RF – Rear Focusing

Cara lensa mencari fokus adalah dengan menggerakkan elemen internal di bagian belakang lensa.

G

Jika anda melihat huruf G dibelakang aperture lensa, misalnya: Nikon 50mm AF-S f/1.4G, artinya bahwa lensa tersebut tidak memiliki ring untuk mengatur aperture. Hampir semua lensa modern Nikon bertipe G.

Micro

Artinya sama dengan Macro, artinya lensa dengan spesialisasi untuk fotografi makro (jarak dekat).

PC-E – Perspective Control with Electronic Diapragm

Memungkinkan teknik tilt-shift, alias lensa bisa digeser dan dibengkokkan.


ED – Extra Low Dispersion

Adalah lensa dengan chromatic aberration minimal, lensa ini tidak menyebarkan cahaya yang membuat munculnya chromatic aberration di foto. Apa itu Chromatic Aberration?

DC – Defocus Control

 

Lensa dengan fitur ini memungkinkan kita mengontrol bokeh (apa itu bokeh?), yang biasanya bagus untuk foto potret.

VR – Vibration Reduction

Memungkinkan kita menggunakan lensa dalam shutter speed yang rendah hanya dengan memeganngya tanpa harus membutuhkan tripod. Lensa dengan VR dilengkapi dengan sensor gerakan yang mendeteksi pergerakan tangan dan kemudian mengkompensasinya sehingga bisa meminimalisir blur.


SIC – Super Integrated Coating

Lensa dengan fitur ini mampu menghasilkan warna yang lebih bagus dan biasanya mampu mengeliminir ghosting dan flare.

N – Nano Crystal Coat

Huruf N biasanya ditampilkan dengan stiker emas dibagian atas. Lensa dengan nano crystal coat mampu meminimalkan ghosting dan internal flare sehingga foto yang dihasilkan bisa lebih jernih (clarity).

Dx

Lensa dengan huruf DX berarti lensa tersebut khusus didesain untuk digunakan dengan kamera DX milik Nikon seperti D3000/D5000/D90/D300s. Lensa DX juga bisa dipakai dikamera full frame Nikon (FX), hanya resolusi foto yang dihasilkan hanya separuhnya.

Contoh:

nikon 24mm lensa
Jika anda amati lensa pada foto diatas, nama resminya adalah “AF-S Nikkor 24mm 1:1,4G ED”, bisa kita baca bahwa ini adalah lensa Nikon (Nikkor = Nikon) dengan panjang focal 24mm dengan aperture minimum f/1.4, memiliki auto-focus didalamya yang dilengkapi dengan Silent-wave motor (AF-S), tanpa ring aperture (G) dan menggunakan gelas dengan dispersi sangat rendah (ED). Huruf N besar disamping kanan berarti ia menggunakan Nano Crystal Coat.


sumber : http://belfot.com/aturan-nama-singkatan-lensa-nikon/
 

Memahami Arti dan Istilah Penamaan Lensa DSLR Canon

Lensa Canon
Aturan penamaan lensa Canon tidaklah serumit lensa Nikon, namun jika memang anda masih sering bingung dengan arti dari nama-nama lensa Canon yang ada dipasar, silahkan baca arti dari beberapa singkatan umum yang dipakai di lensa Canon.

1. EF-S

EF disini kepanjangannya adalah Electrofocus, sementara S untuk Short Back. Electrofocus karena lensa ini memiliki motor sendiri untuk autofokus sementara short-back karena secara mekanis ujung belakang lensa masuk lebih jauh ke dalam mounting kamera. Lensa EF-S didesain khusus untuk kamera Canon non full-frame (selain kamera dibawah ini) dan tidak bisa dipakai dikamera full frame.


2. EF – Electrofocus

 

Sama seperti EF-S, bedanya adalah lensa EF didesain khusus untuk kamera Canon full frame (EOS 5D Mark II/III, EOS 1D Mark), namun juga bisa dipakai di kamera non full-frame.

3. L – Luxury

 

Kelas lensa mewah keluaran Canon, Canon seri L dirancang menggunakan material optik berkualitas prima dengan harga yang juga ehm.. prima. Lensa ini tujukan untuk kalangan fotografer profesional atau pehobi kelas serius. Lensa seri L tangguh secara mekanis dan tahan cuaca. Lensa seri L semua berada dalam kategori lensa EF dan bisa dipakai dengan kamera full frma maupun non full frame.

4. IS – Image Stabilization

 

Lensa dengan IS dilengkapi teknologi untuk meminimalkan blur dengan mengkompensasi gerakan tangan saat memegang lensa, sangat berguna untuk pemotretan low light atau saat menggunakan lensa tele.

5. DO – Diffractive Optic

 

Lensa dengan fitur DO dirancang untuk meminimalkan chromatic aberration sekaligus mengurangi berat serta ukuran lensa.

6. USM – Ultra Sonic Motor

 

Semua lensa Canon memiliki motor didalamnya, namun jika dilengkapi teknologi USM berarti lensa memiliki kemampuan autofokus lebih cepat, suaranya tidak begitu berisik dan lebih hemat batere serta kita bisa mengganti dari autofokus ke manual fokus hanya dengan memutar ring lensa.


7. STM (Stepper Motor Technology)

 

kode ini digunakan untuk lensa keluaran baru dari canon yang telah didesain khusus untuk fotografi dan videografi. Teknologi STM sendiri menjanjikan performa autofokus lebih cepat, tidak berisik, dan lebih optimal berkerja dengan autofokus bersistem deteksi kontras.


sumber : google
 

1st GATHERING BASE CAMP YOUTH PHOTOGRAPHER SURABAYA

beginilah tingkah cak dan ning BYOP saat pertama kali KOPDAR ( GATHERING ) monggo di pentelengi  . . .  :P

1. Rio takabha
2. Dzulkifli akhyar
3. Fikri nyzar
4. Pembajeng putro utomo
5. Dhewiq setyani
6. gatau namanya yg paling pojok duduknya . .






foto by camera 7D with lens 10-22mm punya,e pembajeng putro 

link : http://www.facebook.com/groups/BYOPSURABAYA/
 

BERPETUALANG DENGAN STAGE PHOTOGRAPHY

BERPETUALANG DENGAN STAGE PHOTOGRAPHY

Teks: Filomena Tunjung | Foto: Istimewa | Editor: Intan Larasati
Berpetualang Melalui Foto Panggung
Tari Saman by Fachrun Daud doc Stage ID
A great photograph is one that fully expresses what one feels, in the deepest sense, about what is being photographed. – Ansel Adams 
Selembar foto bisa memiliki berjuta tanggapan. Akan ada yang bilang itu bagus, namun ada juga yang pasti bilang tidak menarik bahkan jelek. Persepsi dan opini; setiap kepala pasti memiliki suatu persepsi serta opini yang beragam. Foto disebut bagus kalau sang fotografer berhasil memenuhi “tugas” yang diembankan kepadanya. Kalau foto itu adalah foto wajah artis cantik, foto yang bagus adalah foto yang bisa menggambarkan kecantikan artis tersebut. Demikian pula foto masakan yang menarik adalah foto yang membuat orang merasa ingin memakan makanan yang terpotret itu. Adapun dalam dunia jurnalistik misalnya, tidak jarang foto bencana alam dianggap sebagai foto yang bagus hingga memenangkan suatu penghargaan internasional. Foto-foto tersebut adalah foto yang menimbulkan kengerian, keibaan, dan pemahaman pada realitas yang terjadi. Lalu, bagaimana dengan foto panggung? Cukup dikenalkah istilah foto panggung di Indonesia sendiri?
Foto panggung berawal dari sebuah komunitas yang aktif mendokumentasikan apa yang terjadi di atas, hingga di belakang panggung, karena tidak semua orang berkesempatan mengambil moment-moment imajinatif tersebut. Momen yang diabadikan komunitas fotografer panggung sendiri tidak terbatas pada hanya satu jenis pertunjukan seperti pertunjukan band musik saja, namun meluas hingga pertunjukan tari, pantomim, teater, hingga lawak. Pencahayaan yang minim serta terbatas, pengaturan kamera, hingga penantian momen yang tepat untuk menekan tombol shutter kamera menjadi tantangan tersendiri bagi para “pemburu” foto panggung.
“A good snapshot keeps a moment from running away.” – Eudora Welty
Berpetualang Melalui Foto Panggung
Hayley Williams Paramore by Ardhian Wisnu Pratama doc Stage ID
Ketertarikan untuk menangkap serta mengunci setiap momen yang ada hingga memiliki nuansa yang berbeda mungkin sedikit banyak menjadi alasan kuat mengapa para “pemburu” ini benar-benar menekuni dunia foto panggung. Melalui sebuah foto, sebuah model diam pun seolah-olah mampu tampil dengan sangat imajinatif, apalagi dengan momen-momen yang tercipta melalui model yang aktif bergerak lepas bebas di atas sebuah panggung pertunjukkan dengan beragam emosi. Kemungkinan-kemungkinan yang muncul tersebut turut didukung dengan cukup berkembangnya komunitas foto panggung di Indonesia.
Apa Itu Foto Panggung?
Stage photography sendiri memiliki pengertian sebagai salah satu genre fotografi yang merekam segala jenis aksi panggung beserta elemen-elemen di dalamnya. Di samping itu, fotografi panggung juga turut menjadi salah satu bagian dari foto jurnalistik yang tentunya memiliki nilai-nilai jurnalistik tersendiri. Dilihat dari segi teknik pengambilan gambar pun, teknik pengambilan foto panggung pun tidak banyak berbeda dari fotografi jurnalistik pada umumnya. Nah, lalu apa yang membuat foto panggung berbeda dari yang lain?
Dunia panggung merupakan dunia sandiwara. Penuh ekspresi dengan rangkaian emosi yang mengalir berbeda-beda dalam setiap momen yang tercipta. Di samping itu, image seseorang akan makna “panggung” itu bisa berbeda-beda. Panggung bisa jadi hanya diartikan sebagai sebuah papan berukuran dua meter dengan pencahayaan ala kadarnya, bahkan bisa dilihat sebagai sebuah tempat pertunjukan megah dengan sorot lampu yang indah dari berbagai sudut. Namun, sebuah panggung bisa juga diartikan sebagai gesture tubuh seseorang bahkan kehidupan seseorang. Itulah letak keunikan fotografi panggung. Bagaimana seseorang nantinya mengapresiasi suatu karya dengan persepsi yang berbeda hingga bagaimana “petikan” shutter para pemburu mampu menghasilkan sentuhan-sentuhan “drama” dalam di setiap tangkapannya.
Komunitas Fotografer Foto Panggung
Sebagai sebuah komunitas, keberadaan fotografer panggung di Indonesia bisa dibilang sedang merangkak naik. Sebut saja beberapa nama seperti komunitas Stage ID yang tidak asing di telinga para fotografer Indonesia. Lalu diikuti dengan komunitas Jogja Stage yang berbasis di salah satu kota wisata di Indonesia, Yogyakarta. Hingga portal media seperti http://indonesiaonstage.com yang turut menjadi sumber informasi akan eksistensi fotografi panggung di Indonesia.  Bertahap dan berkembang secara kreatif, mungkin dua frasa tersebut yang bisa penulis sampaikan ketika hendak mendeskripsikan keberadaan komunitas fotografi panggung di Indonesia saat ini.  
Stage ID
Berpetualang Melalui Foto Panggung
Chester Bennington by Achmad Hafiyyan Faza doc Stage ID
Berawal dari keaktifan mendokumentasikan apa yang di atas dan di belakang panggung, para pelopor komunitas Stage ID yang memiliki kedekatan dengan dunia seni, visual, dan musik pada akhirnya menyatukan visi serta misi bahwa tindakan maupun peristiwa adalah karya panggung. Keberadaan komunitas Stage ID sendiri terus berkembang dengan keterlibatan aktif dari anggota-anggotanya yang tidak hanya berasal dari satu profesi saja. Visi yang kuat untuk merekam setiap peristiwa hingga menempatkan rekaman-rekaman peristiwa tersebut sebagai bagian dari sejarah pun terus berlanjut hingga saat ini. Tepatnya hingga akhir tahun 2011 lalu, komunitas yang diisi oleh insan-insan kreatif dari beberapa profesi yang berbeda mulai dari Band Manager, Graphic Designer, Insight Band Photographer, Art Journalist, serta beberapa profesi lainnya menggelar pameran pertama mereka.
Tidak tanggung-tanggung, beberapa organisasi seperti Jakarta Art Council, Jakarta BIENALLE 14, KULTURBLENDER, serta beberapa media partner turut menjadi pendukung pameran pertama yang tidak hanya berhasil menarik perhatian publik, tetapi juga berhasil menciptakan identifikasi bagi penikmat karya fotografi.
Stage ID sendiri terus berusaha untuk mengembangkan diri dan mempertajam visi mereka untuk menjadi tempat dokumentasi sejarah sebagai bentuk apresiasi yang tinggi untuk momen-momen berharga yang telah dan akan terjadi di atas panggung.
Jogja Stage
Keberhasilan langkah Stage ID pun juga diikuti oleh insan-insan kreatif dari komunitas Jogja Stage yang berbasis di kota Yogyakarta. Tidak tanggung-tanggung, Jogja Stage baru saja sukses menggelar pameran pertama mereka bertajuk “Dunia Panggung [Sandiwara]” yang berlangsung dari tanggal 17-30 Juni 2012 bertempat di Kelas Pagi Yogyakarta (KPY).
Jogja Stage sendiri ingin terus berkarya melalui media foto dengan mengartikan fotografi dari sudut pandang berbeda. Mengunci waktu serta momen-momen yang penuh luapan emosi dengan “media lain” yang mampu menjadikan momen tersebut abadi.
“All the world’s stage, and all the men and women merely players: they have their exits and their entrances; and one man in his time plays many parts, his acts being seven ages.” – William Shakespeare 
Indonesia On Stage 
Berpetualang Melalui Foto Panggung
Sheila-on7 doc Indonesia on Stage
Indonesia On Stage merupakan salah satu portal media berbasis di Indonesia yang memiliki misi untuk memanjakan para penikmat karya fotografi dengan galeri foto panggung megah dari artis serta musisi dalam maupun luar negeri.
Didirikan pada tahun 2012, Indonesia On Stage sukses menyajikan pertunjukan dan konser ke dalam media foto yang nampak hidup. Bahkan dalam waktu dekat, Indonesia On Stage menawarkan packaging serta konten yang lebih menarik dengan tutorial fotografi, review konser-konser yang telah dan hendak berlangsung, serta membagikan beberapa freebies bagi para visitor.
Untuk memberikan kontribusi lebih kepada masyarakat, Indonesia On Stage turut memberi ruang bagi para insan-insan kreatif dengan memperkenalkan bakat-bakat baru kepada masyarakat. Mungkin pepatah “it’s time to give action to your nation” adalah bukti nyata persembahan Indonesia On Stage bagi Indonesia.
Keep on your tracks, guys…
Source:


 

Melukis Cahaya di Foto Panggung dan apa itu foto panggung

Melukis Cahaya di Foto Panggung dan apa itu foto panggung . Caranya?



Fotografer senior Majalah HAI, Firdaus Fadlil, membagi beberapa saran untuk Anda rekan FK-Wan yang ingin mengabadikan stage photography.



(Foto: Leonardus Wisnu Krisnanto/Fotokita.net)

Hal pertama yang harus Anda perhatikan dalam stage photography adalah lighting. Perhatikan tingkat kekuatan sinar yang sering dipergunakan di panggung saat itu. Apakah sinar yang ada cenderung rendah/low light ataupun terang dan hampir bisa dikatakan agak merata dengan kekuatan yang cukup keras.
Mengapa demikian? “Karena dengan kondisi ini kita akan tahu speed dan ASA/ISO berapa yang akan sering kita pergunakan. Karena setelah step ini kita kuasai tinggal menentukan komposisi maupun teknik lain yang akan dipergunakan nanti,” kata Daus—sapaan akrabnya.
Lalu bagaimana caranya menangkap subjek di atas panggung tanpa menggunakan flash? Sederhana saja, tentukan maksimum bukaan yang ada di lensa: biasanya F2,8 ataupun F4 jangan pernah diubah. Tentukan speed pada 1/125 biar foto objekya enggak goyang.
Tentukan ASA minimal di 800 tapi kalau masih gelap/under exposed coba korbankan ke ASA yang lebih tinggi lagi, misalkan ASA 1600 bahkan ke ASA 3200 dengan konsekuensi nanti jika memakai kamera yang nonpro akan menghasilkan noise/bintik yang jika foto dibesarkan akan terasa pecah.
Tapi itu adalah pilihan. Kecuali kita nekad memakai speed rendah misalkan 1/60 dengan
menurunkan ke ASA 800 bahkan ke ASA 400, memang memungkinkan akan hilang noise-nya tapi apakah dengan speed yang rendah foto yang akan dihasilkan kita yakin tidak akan blur ataupun goyang? Silahkan pilih!



Tari Kipas (Herry wiyanto/Fotokiat.net)
Kemudian, jika motret di bawah panggung depan pit janganlah motret tepat di bawah frontman atau vokalis karena objek pasti sering tertutup wajahnya oleh mikrofon.
“Tentukan jika secondman adalah gitaris usahakanlah berdiri di antara frontman dan si secondman,” papar Daus lagi.
Nah, jika dibandingkan dengan foto lanskap atau foto jurnalistik, tantangan utama foto panggung adalah lighting yang bisa berubah setiap saat dalam hitungan sepersekian detik. Kita diminta menentukan pemilihan dalam hitungan yang sama.
“Foto panggung lebih mirip dengan foto jurnalistik, kadang memang kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada suasana yang ada di atas panggung. Sedangkan foto lanskap kita akan dibiasakan menentukan magic moment pada jam-jam pemotretan yang sudah ditentukan, misalnya antara jam 06-09 ataupun sore menjelang senja.”
Pertanyaan pamungkasnya: idealnya pake lensa apa untuk stage photography? Lalu bila level ISO ditingkatkan, hingga level berapa?
“Jika ingin mendapatkan ambience, kecepatan menangkap moment ataupun menentukan angle/komposisi pergunakanlah lensa zoom 17-40mm dan lensa tambahan 70-200mm (ini jenis lensa dari merek tertentu). Untuk level ISO/ASA tergantung kebutuhan, dan jawabannya adalah pilihan yang disengaja di ISO tinggi (untuk mendapatkan efek noise) atau terpaksa karena tata lampu yang kurang mendukung terangnya.”
Semoga bermanfaat.


sumber : http://fotokita.net/blog/2013/04/melukis-cahaya-di-foto-panggung-caranya/
 

Memulai Dunia Model dan Fashion Photography

Memulai Dunia Model dan Fashion Photography

Fashion Photography - Artikel InFotografi kali ini akan berisi beberapa sumber serta langkah-langkah sederhana yang bisa membantu Sobat memasuki dunia fotografi modelling serta fashion. Sobat InFotografi pasti sudah pernah membaca artikel yang lalu tentang 'Peran Sosial Media Bagi Bisnis Fotografi' kan? Nah untuk sukses di setiap jenis fotografi termasuk modelling dan fashion, tentu perlu jaringan pertemanan atau networking.

Langkah 1: Sobat harus segera memulainya si suatu tempat.

Kalau boleh jujur, pada kenyataannya tidak ada agensi model yang tergerak untuk menyewa kalian, jika tidak memiliki portofolio sama sekali tentang bidang fotografi ini. Sobat harus segera memulainya di suatu tempat, temui rekan atau kolega yang sering berkutat di dunia modelling dan minta tolong kepada mereka untuk menyediakan beberapa sesi pemotretan model, latihlah kemampuan fotografi kalian bersama dengan mereka. Sobat mungkin pada awalnya akan melewati banyak pemotretan secara gratis buat mereka, tetapi jangan berpikir komersial terlebih dahulu, fokuslah pada bagaimana menghasilkan hasil foto yang bagus sesegera mungkin, percayalah kerja keras Sobat akan terbayar pada tahap ini. Jika teman kalian senang atas hasil karya tersebut, tentunya mereka akan menunjukkan kepada teman-teman mereka yang lain dan pasanglah foto-foto tersebut ke berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain

Langkah 2: Mulailah bekerja dengan model yang sebenarnya

Setelah bekerja sama dengan teman Kamu seperti pada langkah pertama, saat ini setidaknya kalian sudah memiliki beberapa foto yang Anda sukai, sekarang waktunya melangkah setapak lebih jauh dengan bekerja sama dengan para desainer dan model yang sebenarnya.

Salah satu cara paling mudah untuk menemukan mereka, adalah dengan mencari referensi di Model Mayhem. Model Mayhem merupakan sebuah sosial media yang diperuntukan bagi model, fotografer, make up artis, desainer fashion serta agensi. Setiap pengguna memiliki semacam halaman profile pekerjaan mereka, dan tentunya Sobat akan dengan mudah mencari model dan desainer di dekat dengan area kalian. Buatlah sebuah profile dan masukkan hanya foto-foto kalian yang terbaik. Model, agensi mungkin akan mengirimkan 'Casting-Call' yang bisa kalian respon, dan bahkan Sobat bisa mengirimkan 'Casting-call' untuk mencari orang yang kalian butuhkan di dekat Area tinggal.

Ada banyak skill atau kemampuan fotografi di situs tersebut, jadi jika Sobat masih belajar maka kalian bisa bekerja sama dengan orang yang baru dalam 'industri' ini. Semua biaya serta harga yang ada adalah tergantung pada tingkat kemampuan serta portofolio. Beberapa model akan mengenakan biaya untuk memotretnya, beberapa fotografer akan mengenakan biaya juga bagi model serta desainer, dan bisa jadi akan terjadi pertukaran jasa atau barter. Temukan model di dekat Area kalian dan bekerja samalah dengan mereka. Gunakan situs ini untuk membangun sebuah jaringan pertemanan, karena dengan mendapatkan perhatian dari model, desainer serta agensi lain akan membantu kalian, dan itu yang benar-benar kalian butuhkan.

Cara lain untuk menemukan 'hasil' kerja yang sebenarnya adalah melalui kerja sama dengan distro, butik atau toko pakaian lokal di kota kalian. Banyak sekali distro-distro kecil yang memiliki desain pakaian sendiri, atau memanfaatkan supplier yang tidak memiliki foto-foto untuk promosi atau foto produk. Hal diatas merupakan cara yang baik untuk memasuki dunia fotografi model. karena perusahaan pakaian selalu menginginkan produk mereka tampak bagus dengan foto-foto yang kalian hasilkan. Seberapa kecilnya distro pakaian tersebut bukanlah menjadi masalah bagi Sobat untuk memulai, yang harus kalian pikirkan adalah, ini adalah tentang foto-foto yang akan Sobat hasilkan dan akan jadi referensi untuk distro-distro pakaian selanjutnya.

Langkah 3: Jadikan Portofolio dan Anda untuk mudah ditemukan

Setelah memiliki portofolio yang sekiranya bisa menjual dan Sobat telah bekerja sama dengan beberapa model serta desainer, segera kalian akan menyadari orang-orang akan menghampiri. Seperti semua yang terjadi di segala hal, ketika seseorang melihat bahwa teman atau rekan mereka memiliki sesuatu yang menarik, maka Dia juga menginginkannya. Ketika seseorang yang Sobat ajak kerjasama memasang foto tersebut di sosial media, maka teman-teman mereka di industri yang sama kemungkinan besar ingin juga bekerja sama dengan kalian juga. Pastikan juga orang-orang yang ingin bekerja sama dengan kalian bisa dengan mudah menemukan Sobat serta portofoliomu dengan menggunakan website, facebook, twitter, dan lain-lain. 

Langkah 4: Jangan berhenti!

Sekarang Sobat telah memiliki portofolio yang bagus, model serta desainer yang ingin bekerja sama dengan kalian serta jaringan pertemanan di dalam industri yang sama. Dari sini kalian bisa memutuskan apakah akan bekerja sebagai freelance atau memasukkan portofoliomu ke agensi, desainer, studio, dan lainnya. Apapun langkah kalian, usahakannya tetap memotret. Portofolio yang stagnan pasti tidak menarik bagi siapapun juga, teruslah berkembang seiring dengan memperluas jaringan industri kalian.

sumber : http://www.infotografi.com/2012/09/memulai-dunia-model-dan-fashion.html
 

RESEP KREATIF PEMOTRETAN

RESEP KREATIF PEMOTRETAN

1. Zooming
Zooming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod (jika diperlukan)
c.       Filter Radial Zoom (jika diperlukan)

Cara membuat :
a.       Memotret zooming, membutuhkan speed yang lambat, jadi pastikan speed pada kamera anda dalam setting speed lambat, pastikan objek dalam keadaan fokus
b.      Setelah speed ditentukan, maka lanjutkan dengan mengatur diafragma menyesuaikan speed agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Setelah mendapat normal, jepret shutter bersamaan dengan memutar ring zoom, jika ring zoom diputar dari jauh ke dekat maka disebut zoom in, jika ring zoom diputar dari dekat ke jauh disebut zoom out
d.      Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter radial zoom.

2. Panning
Panning adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah adanya efek motion (gerak) pada latar belakang (background).
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod (jika diperlukan)
Cara membuat :
a.       Sama seperti memotret zooming, motret panning membutuhkan speed yang lambat agar menghasilkan efek gerak. Jadi pastikan kamera anda dalam setting speed lambat
b.      Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak objek
d.      Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat objek berada tepat di tengah kamera
e.       Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.

3. Double/Multi Ekspose
Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar dalam satu bingkai frame. Teknik ini membutuhkan penuangan kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Filter Multi Ekspose (jika  diperlukan)

Cara membuat :
a.       Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi pastikan anda sudah mempunyai ide
b.      Jika anda sudah mempunyai ide, pastikan objek yang akan anda potret dalam keadaan pencahayaan normal (atur terlebih dahulu speed dan diafragmanya)
c.       Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda dapatkan
d.      Untuk mendapatkan objek ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas. Akan tetapi sebelum memutar kokang, putar tombol multi ekspose kemudian baru di kokang, kemudian pencet shutter dan begitu seterusnya
e.       Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f.       Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.

4. Bulb
Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod
c.       Kabel Release

Cara membuat :
a.       Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb
b.      Untuk diafragma, terserah pada fotografer. Jika bukaan diafragma lebar maka efek dari sumber cahaya akan bulat. Jika bukaan diafragma sempit maka efek dari sumber cahaya akan berbentuk bintang
c.       Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri waktunya
d.      Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod atau kabel release.

5. Siluet
Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.
Bahan-bahan :
a.       Kamera


Cara membuat :
a.       Teknik siluet ini memanfaatkan sumber cahaya yang datang dari balik objek sehingga pengukuran speed dan diafragma terletak pada sumber cahaya tersebut
b.      Karena kita mengukur pencahayaan normal pada sumber cahaya yang ada dibalik objek, maka efeknya objek yang ada didepannya akan lebih gelap.

6. Makro
Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Lensa Makro (jika punya)
c.       Filter Close Up

Cara membuat :
a.       Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan seperti pemotretan pada umumnya
b.      Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara membalik lensa normal
c.       Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up

7. Framming
Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual.
8.   Strobis
Strobist adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak digunakan diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain harus mengikuti pada flash utama). Keuntungan dengan menggunakan teknik ini kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.


sumber : http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan/
 

PENGENALAN JENIS-JENIS FOTO


PENGENALAN JENIS-JENIS FOTO




Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita harus mempunyai ide (konsep) yang matang agar tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang tidak kalah pentingnya adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan (teknis).


JENIS-JENIS FOTO
Materi jenis-jenis foto ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai referensi lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto.
  1. FOTO MANUSIA
Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :
a. Portrait
Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang.
b. Human Interest
Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.

c. foto modelling
 foto modelling adalah foto yang digunakan untuk menonjolkan sisi keindahan model yang akan difoto baik itu postur tubuh . lekukan tubuh dan fashion ( kostum) yang dia pakai . 


c. Stage Photography
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan.
d. Sport
Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.  

2. FOTO NATURE
Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.
a. Foto Flora
Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.
b. Foto Fauna
Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.
c. Foto Lanskap
Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap. 

d. Foto arsitektur
Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya. 

e. Foto still life
Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis. 

3. Foto jurnalistik
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).








sumber : http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan/
 

Teknik Dasar Foto DSLR Orang Awam


Setelah browsing sana-sini, akhirnya ketemu juga artikel tentang fotografi basic yang menurutku perlu diketahui oleh fotografer pemula / hobbist
Monggo disimak artikel dari bebek_factory yang aku sadur dari kaskus berikut ini :

Fotografi:
Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar.

Kamera SLR:
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.
Fotografi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).

Shutter Speed :
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.


Foto dengan shutter speed cepat

Foto dengan shutter speed lambat

Apperture :
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst…
Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ).

Gambar Aperture pada lensa

Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin melambat.

Mode pada kamera DSLR :
Setiap kamera punya istilah masing – masing untuk pengaturan mode. Berikut dijelaskan untuk beberapa tipe kamera saja.

Nikon D70 : 



Pada kamera Nikon D70 terdapat 11 mode pemotretan:
M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.
A= Aperture Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.
S= Shutter Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.
P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.
Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
Night Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.
Night Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.

Canon 350D : 



Pada kamera Canon 350D terdapat 12 mode pemotretan:
A-DEP= Automatic Depth of Field
Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground maupun background.
M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.
Av= Aperture Value Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.
Tv= Time Value Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.
P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.
Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
Night Scene
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pada malam hari.
No Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya.

Pengaturan Cahaya
Setiap kamera memiliki light meter yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya. Sebelum menekan tombol shutter, apabila menggunakan kamera pada mode manual ada baiknya memperhatikan exposure meter terlebih dahulu. Berikut gambar exposure indicator:



Tampak pada gambar di atas bar yang mengindikasikan exposure. Apabila ingin menghasilkan foto dengan cahaya yang baik, letakan bar pada posisi tengah ( normal exposure ), namun apabila menghasilkan foto yang lebih terang, geser bar ke arah tanda + ( menjadi over exposure ), dan sebaliknya, untuk hasil foto yang lebih gelap geser bar ke arah – ( menjadi under exposure )

Teknik Fotografi

1. Dept Of Field
Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan ) dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.
Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada foreground:



Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada background:



Contoh berikut menunjukan foto DOF panjang / dalam, dengan fokus pada foreground dan background.



Berikut contoh perbandingan hasil foto pada panjang fokal lensa dan diafragma yang berbeda:



2. Freeze
Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture, kali ini akan dijelaskan tentang freeze, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto freeze bertujuan untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto freeze adalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto freeze amatir lebih banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto freeze pada malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan singkronisasi yang tinggi pula.
Berikut contoh foto freeze:
foto 1 ( dengan flash ):


f
oto 2 ( outdoor dengan matahari ):



Pertanyaan yang sering dilontarkan:
1. Mengapa foto yang dihasilkan gelap?
Jawab: Karena cahaya yang ada kurang memadai, sehingga foto menjadi under exposure. Coba untuk naikan ISO agar shutter speed dapat menjadi lebih cepat.
2. Mengapa masih tampak pergerakan / gambar yang dihasilkan buram?
Jawab: Bisa jadi karena shutter speed kurang cepat mengimbangi kecepatan objek, namun apabila buram bisa jadi juga karena fokus lensa tidak tepat jatuh pada objek

3. Movement
Bertentangan dengan foto freeze, foto movement bertujuan memperlihatkan pergerakan objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun shutter speed lambat.
Berikut contoh foto movement:
Pertanyaan yang sering dilontarkan:
1. Mengapa foto menjadi putih dan gambar tidak jelas?
Jawab: Cahaya pada saat pengambilan foto surplus, sehingga menjadi over exposure. Untuk mensiasatinya, perkecil bukaan lensa dengan menaikan aperture.
2. Mengapa foto menjadi buram semua?
Jawab: Karena kamera mengalami pergerakan pada saat shutter terbuka, sehingga gambar yang dihasilkan menjadi blur. Untuk menghindari hasil yang blur, gunakan tripod atau letakan kamera pada tempat yang statis dan stabil.

4. Panning
Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan foto movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.
Contoh foto panning:



Cara foto panning:
Bidik sasaran bergerak ( pada umumnya mobil ), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus mengunci objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap fokus, sekiranya dirasa gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan tombol shutter penuh dengan kamera yang tetap bergerak mengikuti objek.
Pertanyaan yang sering dilontarkan:
1. Mengapa foto buram semua?
Jawab: Bisa jadi karena gerakan kamera tidak sesuai dengan gerakan objek. Cobalah percepat shutter speed dan coba untuk mengikuti gerakan objek seketat mungkin.
2. Mengapa foto fokus semua?
Jawab: Bisa jadi karena shutter speed terlalu cepat dan atau kamera kurang digerakan pada saat pemotretan.

5. Bulb
Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.
Contoh foto bulb pada lalu lintas kota malam hari:

                                                                                                                                            

 

TENTANG BYOP

BASE CAMP YOUTH PHOTOGRAPHER SURABAYA didirikan 4 DESEMBER 2011 .
BASE CAMP YOUTH PHOTOGRAPHER SURABAYA didirikan bertujuan untuk menjalin pertemanan dan kekeluargaan antar fotografer muda,model,dan orang yg terlibat di dunia fotografi di surabaya ini yang tergolong berkembang pesat dalam dunia fotografi.


VISI :
- Menjadikan BYOP komunitas fotografer muda no 1 di surabaya
- Menjalin hubungan sosial yang bersifat positif yang berhubungan dengan fotografi
- Membuat seseorang agar mudah bersosialisasi mengembangkan pengetahuan fotografinya ke fotografer muda yang lain.
- memudahkan berinteraksi,hunting bersama , tukar pendapat antar fotografer muda di surabaya.


MISI :
- Menyatukan fotografer berbagai macam kategori fotografer pengguna kamera lain(nikon,canon,olympus,pentax,sony dll)
- Untuk tempat bertukar fikiran pada anggota BYOP .
- Mengadakan hunting bareng .


SYARAT DAN KETENTUAN KOMUNITAS

1. Sertakan pula Data Exif dari foto-foto tersebut ( bila tdk keberatan ) hanya sekedar buat belajar .

2. Dan setelah Upload di harapkan memberikan Komentar,like,saran,dll terhadap foto dari anggota yang lain

3. Diperbolehkan menggunakan Watermark pada hasil karyanya

4. DILARANG upload karya yang bermuatan PORNOGRAFI, SARA , dan Melecehkan orang lain.



PROGRAM KOMUNITAS :
1 . GATHERING RUTIN 1BULAN SEKALI + HUNTING BERSAMA

2. MONTH STOCK PHOTOS : setiap bulannya kita mengadakan share foto berdasarkan TEMA yg ditentukan . misal antara tgl 1 maret - 28 maret itu temanya "human interest " , jadi cak dan ning ftografer disini share berdasarkan tema tersebut

3. InsyaAllah WORKSHOP FOTOGRAFI akan segera terealisasi jg programnya

4. INSYAALLAH BAKSTI SOSIAL jg kita adakan